![]() |
person holding miniatur wooden house, kindel media on pexels.com |
Apakah anda generasi kelahiran tahun 90 atau 2000an? Sabar ya, sebab anda diramalkan akan susah memiliki rumah. Bahkan, mereka terancam tidak bisa memiliki rumah. Waduh?
Tenang, anda tidak sendirian. Menurut data, ada sejumlah 12,75 juta milenial di Indonesia yang diprediksi menjadi homeless. Lantas, apa penyebabnya? Menurut Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu RI), hal ini disebabkan oleh kenakan harga rumah yang tidak sebanding dengan pendapatan mereka.
“Generasi muda ini kemudian akan berumah tangga, kemudian mereka membutuhkan rumah. Tapi, mereka cannot afford untuk mendapatkan rumah. Mereka butuh, tapi cannot afford karena purchasing power mereka dibandingkan harga rumahnya, lebih tinggi,” papar Ibu Sri Mulyani pada acara Securitization Summit 2022 (cnnindonesia)
Tahun demi tahun, rumah semakin mahal. Apa yang menyebabkan harga rumah terus meroket? Ada banyak faktor. Mulai dari inflasi, marketing, tingginya permintaan properti, ketersediaan, dan hal-hal lain seperti lokasi dan aset yang berada di atas tanah. Selain itu, beberapa orang juga melihat properti sebagai aset investasi, seperti bangunan kos-kosan dekat kampus, sehingga dipastikan akan selalu naik harganya.
Di tengah harga rumah yang terus meroket, apakah kita masih punya harapan untuk memiliki rumah impian? Jawabannya iya, tentu saja. Bahkan, anda bisa punya rumah tanpa hutang di usia muda sekalipun. Tapi ada syaratnya, anda harus punya penghasilan. Tentu tidak mungkin anda bisa punya rumah tapi tidak bekerja.
Anda harus mau berjuang keras, sabar serta disiplin. Anda juga harus memiliki keyakinan kuat bahwa membeli rumah itu adalah hal yang sangat mungkin dilakukan.
Supaya perjuangan anda lebih lancar dan berjalan efektif, tak ada salahnya bila milenials memperhatikan beberapa strategi berikut ini;
Pertama, Hindari Obsesi Rumah Ideal
Tak jarang, orang begitu terobsesi pada potret rumah ideal saat menentukan kriteria rumah yang hendak dibeli. Sayangnya, hampir tak ada rumah ideal yang murah, baik sebab bangunannya yang indah dan bagus, luas tanah dan bangunan serta lokasinya yang strategis. Akibatnya, orang jadi urung membeli rumah sebab uangnya belum cukup.
Sayangnya, semakin seseorang menunda membeli, harga rumah impian terus bergerak naik. Nilai uang dalam tabungan hasil kerja juga berangsur menurun. Akibatnya, ia akan ngos-ngosan mengejar rumah impian tersebut.
Pada skenario lain, orang tersebut mungkin akan berhutang dulu agar dapat membeli rumah impiannya. Namun sama saja, saat berhutang umumnya anda akan dikenakan bunga. Begitu pula ketika anda membeli rumah KPR, anda harus siap memiliki excess biaya atau kenaikan nila sebelum anda memiliki kenakan nilai real. Artinya, sebelum harga rumah itu naik, anda sudah membayar dengan harga premium.
Alih-alih memikirkan rumah ideal, coba ubah mindset anda bahwa membeli rumah itu yang penting milik sendiri dulu. Belilah rumah semampu anda, apalagi bila ini adalah rumah pertama anda. Tak perlu muluk-muluk. Tak perlu memaksa diri mengejar rumah berkelas. Goal utamanya adalah anda bisa membeli rumah milik anda sendiri.
Bila rumah pertama telah berhasil anda miliki, maka barulah waktunya anda memikirkan rumah ideal berikutnya. Anda bisa menjual rumah pertama anda untuk membeli rumah lebih bagus di atasnya. Tentu seiring berjalannya waktu, nilai rumah pertama anda juga terus naik sehingga bisa sangat membantu kekuatan finansial anda.
Langkah ini bisa terus anda ulangi hingga rumah ke tiga, empat, lima dan seterusnya sampa ke titik finish rumah idaman anda. Dengan cara ini, anda tak perlu menderita menanggung beban hutang gara-gara membeli rumah.
Kedua, Jangan Remehkan Kekuatan Uang Kecil
Tak jarang kita menganggap remeh uang kecil. Dengan nominalnya yang sedikit, kita cenderung mudah membelanjakan uang kecil-kecil itu tanpa perhitungan atau untuk pengeluaran-pengeluaran yang sebetulnya tidak kita butuhkan. Kita tak tergugah untuk menghematnya, tak seperti saat kita memegang uang dengan nominal besar. Padahal, anda bisa membeli rumah dengan Rp50 ribu rupiah. Lha, kok bisa?
Semua hal besar dapat diraih bila kita memecahnya menjadi bagian-bagian kecil. Kesempurnaan memang butuh proses, tapi pastikan proses yang anda jalankan itu tepat dan efisien. Salah satu caranya adalah dengan menentukan target.
Anda perlu memecah-mecah impian besar anda menjadi bagian-bagian kecil bernama target. Melalui target yang kecil, otak anda akan melihat bahwa hal itu sebagai sesuatu yang masuk akal dilakukan dibandingkan ketika anda hanya memikirkan impian sempurna anda.
Dalam kasus membeli rumah impian, anda dapat memecahnya menjadi target-target kecil berupa uang sebesar 50rb yang harus anda sisihkan setiap hari. Sampai berapa lama hal ini harus dilakukan? Tergantung nominal harga rumah yang menjadi target anda.
Katakanlah rumah impian anda seharga 200 juta. Maka, diperlukan waktu 11 tahun anda disiplin menyisihkan uang 50rb. Dalam metode ini, modal terbaik yang anda miliki adalah waktu. Semakin muda anda disiplin menerapkan cara ini maka semakin lebar peluang anda memiliki rumah di usia muda.
Katakanlah pada usia 20 tahun, masa-masa kuliah, anda sudah disiplin menerapkan hal ini. Maka pada usia 30 tahun, anda sudah bisa membeli rumah. Sewaktu muda, anda akan lebih mudah menabung atau menyisihkan uang karena belum memiliki beban menanggung keluarga. Jadi, meski generasi muda disebut terancam tak punya rumah tapi mereka punya modal besar untuk meraih rumah impian, yakni waktu.
Apakah menyisihkan uang 50 ribu setiap hari itu susah? Tentu cukup mudah. Nominal 50 ribu hari ini, terutama di kota-kota besar, itu cukup kecil. Coba bandingkan saja dengan pengeluaran jajan mahasiswa setiap harinya. Bukan tak mungkin anak-anak muda di kota menghabiskan uang 50 ribu untuk sekali ngopi di cafe, pesan fastfood, maupun nonton di bioskop. Artinya, nilai uang 50 ribu itu tidak banyak artinya bagi mereka.
Ketiga, Keajaiban Mencicil
Skenario ketiga ini mungkin mirip dengan yang kedua. Bedanya, hal yang anda simpan bukanlah uang, melainkan dalam bentuk barang-barang komponen rumah. Anda bisa mencicil membeli apa yang anda mampu dulu, mulai dari handle pintu, keran, shower, pemanas air, bata, genteng dan seterusnya. Belilah komponen yang sanggup anda beli saat itu, satu per satu.
Mencicil barang mungkin punya kelebihan dibandingkan mengumpulkan uang. Kok bisa? Tentu. Bila uang anda sudah menjadi barang maka itu mencegah kemungkinan uang terpakai untuk urusan selain bangun rumah. Selain itu, mencicil barang dapat menghidarkan anda dari kenaikan harga barang-barang komponen properti sebab itu anda lebih untung.
Untuk memperlancar metode ini, anda bisa berkonsultasi dan bekerjasama dengan toko bangunan yang anda percaya. Anda bisa mencicil kepada mereka, dicatat satu per satu komponen rumah anda. Jangan gengsi untuk mengobrol dengan pemilik toko bangunan dan mengutarakan niat anda untuk bangun rumah.
![]() |
crop man counting dollar banknotes, karolina grabowska on pexels.com |
Keempat, Cari Income Tambahan
Selain punya sumber pendapatan utama, anda harus punya income tambahan. Hal ini akan mempercepat langkah anda untuk mendapatkan rumah impian. Selan itu, buget untuk pengeluaran kebutuhan hidup pokok anda juga tidak mengganggu.
Ada banyak opsi jenis pekerjaan sampingan yang dapat menambah income, mulai dari jualan online, menjadi youtuber, menjadi freelancer, driver online, ikut arisan dan lain-lainnya. Hasil dari kerja sampingan ini bisa digunakan untuk mencicil barang-barang komponen rumah di toko bangunan. Anda bisa beli batako, kusen, semen, keramik dan lainnya. Jadi, konsepnya anda menabung di toko bangunan. Nabung barang-barang bangunan, sesuai dengan ketersediaan uang anda.
Kelima, Tentukan Anggaran dan Target
Poin ini berguna untuk membatasi obsesi anda untuk memiliki rumah paling ideal. Tak jarang, memikirkan hal-hal muluk-muluk itu malah membuat anda tidak bergerak kemana-mana. Anda tak bisa bergerak cepat dan mengambil keputusan karena dibuai impian yang tidak masuk akal.
Untuk menghentikan obsesi tersebut, anda perlu membuat anggaran dan target. Anda tentukan, kira-kira rumah paling murah yang mungkin terjangkau oleh anda berapa nilainya? 100 juta, 200 juta? Anda yang menetapkan. Usai ditetapkan, fokus saja pada angka tersebut. Jangan terlalu peduli pada tipe rumahnya. Bila anda terlalu terpaku pada rumah, bukan pada nominal bujet, anda nanti akan kembali menunda membeli rumah sebab nilai rumahnya sudah naik saat uang terkumpul.
Selain memberi batas nominal harga, anda juga perlu memiliki target waktu. Misalnya 5 tahun atau 3 tahun, anda lah yang menentukannya. Hal ini akan membantu anda tetap fokus untuk memperoleh rumah pertama anda. Selain itu, target ini harus anda laksanakan sesegera mungkin.
Anda juga harus bisa fleksibel bila kemudian rumah yang anda incar harganya sudah naik saat uang terkumpul. Maka, carilah rumah yang susa dengan bujet anda. Jadi jangan terpaku pada rumah yang anda incar. Anda bisa cari opsi rumah lain, misalnya yang sedikit jauh dari kota atau tidak di pinggir jalan utama, tidak masalah. Yang penting, nilainya tidak keluar dari bujet anda. Tak perlu memaksakan.
Posting Komentar untuk "Cara Meraih Rumah Impian Tanpa Hutang di Usia Muda"