Cara Menghadapi "Emosional Blackmail" di Tempat Kerja

sumber gambar: pexels

Anda tidak bisa berharap bertemu dengan orang baik selamanya dalam hidup. Sangat mungkin anda akan bertemu dengan orang yang tak menyenangkan, orang yang tidak sejalan dan sepemikiran, orang yang tak menyukai anda, hingga orang-orang yang diam-diam berniat jahat kepada anda. Nah, anda perlu waspada terhadap tipe orang terakhir ini yang populer disebut “orang Toxic”.

Jika anda tak waspada, orang toxic (beracun) dapat merusak kualitas hidup, karier dan kesehatan mental anda. Meski terkandang tampak superior dan membahayakan, orang toxic sebetulnya memiliki mental yang rapuh, tak percaya diri, dan sakit hatinya. Jadi tak perlu takut sebab sejatinya mereka adalah orang lemah. Namun, anda tetap harus mengambil sikap terukur agar kerapuhan mental dan penyakit hati mereka tak menular dan merusak hidup anda.

Bagaimana cara orang Toxic menularkan racun emosionalnya? Salah satunya melalui “emosional blackmail”. Lalu, apa itu emosional blackmail?

Secara umum, emosional blackmail adalah suatu bentuk manipulasi psikologis yang dilakukan seseorang untuk memperoleh keuntungan atau mengontrol orang lain dengan cara mengancam, menipu, atau memanipulasi emosi orang tersebut.

Dalam emosional blackmail, orang Toxic akan memanipulasi anda dengan cara memanfaatkan rasa takut, rasa bersalah, atau rasa bertanggungjawab anda guna memaksakan kehendak mereka terhadap anda. Jadi, waspadai orang-orang yang mencoba mempermainkan tiga emosi di atas.

Misalnya, bila pasangan atau rekan kerja anda mengancam akan melakukan sesuatu yang merugikan anda atau diri mereka sendiri bila permintaannya tak dituruti, maka waspada. Dia sedang berusaha memanipulasi rasa takut atau rasa bersalah anda. Begitu pula ketika anda mulai dipepet-pepetin rasa bersalah atau rasa bertanggungjawab, maka hati-hati. Bisa jadi itu adalah tindakan manipulasi psikologi atau emosional blackmail.

Emosional blackmail tidak hanya terjadi di lingkungan kerja, namun bisa pula terjadi dalam hubungan percintaan, persahabatan, hingga dalam situasi keluarga. Hal ini bisa menyebabkan orang yang menjadi korban emosional blackmail merasa tertekan, tak berdaya untuk mengatakan “tidak”.

Tanda-Tanda Anda Sedang Terkena Emosional Blackmail

Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa anda mungkin sedang terkena emosional blackmail, meliputi:

1. Merasa Terintimidasi atau Terancam

Bila anda terus menerus merasa terancam, sering ditekan, atau merasa teman-teman kerja anda selalu berupaya menggunakan cara-cara untuk memaksa anda tunduk dan patuh terhadap mereka, maka ini jadi petunjuk bahwa anda sedang terkena emosional blackmail. Upaya membuat tunduk ini juga bisa dilakukan dengan cara mengondisikan situasi tertentu yang menjebak, sehingga membuat anda merasa sulit untuk mengatakan “tidak” pada permintaan orang lain.

2. Merasa Dikritik Terus Menerus

Kritik tentu adalah sesuatu yang bagus dan dapat membangun anda lebih baik. Namun, jika anda dikritik terus menerus, atau cenderung dihakimi tanpa henti meski anda sedang berusaha memperbaiki diri maka waspadalah. Jangan-jangan, orang yang mengkritik anda sebetulnya bukan sedang bermaksud membuat anda lebih baik, namun sedang berusaha menggerus harga diri anda agar anda lemah secara emosional sehingga mudah dikontrol dan dimanfaatkan oleh si manipulator atau “Toxic people”.

Syarat untuk dapat memanipulasi orang adalah bila si korban memiliki nilai atau harga diri yang lebih rendah daripada si manipulator, meski sebetulnya setara. Maka, untuk membuat harga diri korban jadi rendah caranya dengan memperlemah kepercayaan dirinya melalui kritik dan penghakiman terus menerus.

Meski si pelaku selalu meyakinkan diri atau berulang kali mengatakan pada anda bahwa “kritik yang dilakukan itu demi kebaikan anda”, saya yakin hati kecil anda bisa merasakan sendiri mana kritik yang diniatkan tulus dan baik, mana kritik yang sebetulnya hanya akal bulus si manipulator psikologi.

3. Terlalu Sering Minta Maaf

Waspada jika anda akhir-akhir ini terlalu sering untuk meminta maaf dan pengampunan, bahkan untuk sesuatu yang bukan merupakan kesalahan anda atau di luar kendali anda. Bisa jadi, anda sudah terkena emosional blackmail. Terlalu sering minta maaf mungkin menjadi tanda bahwa emosi dan harga diri anda sudah dihancurkan atau dilemahkan sehingga anda tak punya lagi daya, sikap dan pendirian yang kuat.

4. Merasa Seperti “Ditumbalkan”

Waspada bila anda merasa terus menerus mengabaikan atau tidak memperhatikan kebutuhan dan perasaan anda. Bisa jadi, itu adalah “alarm” bahwa anda sedang terkena emosional blackmail. Rasanya, anda seperti sedang terus menerus dihisap energi atau daya hidup anda, bagai sedang ditumbalkan ke roh jahat seperti di film-film horor.

Anda jadi tak merawat diri dan semakin lemah karena anda tak memberi kesempatan untuk memperhatikan kebutuhan pribadi dan terus menerus memenuhi permintaan orang lain. Anda terus menerus dibombardir oleh tuntutan agar berkontribusi lebih besar terhadap orang lain atau lembaga. Anda seperti sedang “ditumbalkan” untuk tujuan tertentu.

Biasanya, orang yang ingin “menumbalkan” anda akan selalu mengabaikan atau meremehkan setiap peran, usaha dan kontribusi anda. Pelaku manipulasi berupaya memeras hidup anda sapai kering dengan cara menganggap “nol” jerih payah anda.

Anda terus-menerus diminta mengalah dan memenuhi permintaan orang lain, bahkan ketika itu tidak sesuai dengan keinginan atau kebutuhan anda. Jadi, waspadalah.

5. Merasa Terus Menerus Dikambinghitamkan

Jika anda selalu disalahkan atas keadaan, dikambinghitamkan setiap ada masalah, maka waspadalah. Anda mungkin sedang menjadi target emosional blackmail Ini adalah salah satu cara untuk membuat anda tunduk dan takluk supaya bisa dimanfaatkan.

Cara Menghadapi Emosional Black Mail

Jika anda sudah mengenali tanda tanda anda sedang terkena emosional blackmail, maka upaya anda untuk keluar dari situasi dan hubungan Toxic akan lebih mudah. Selanjutnya, anda bisa melakukan 5 langkah berikut ini:

1. Pelajari Profil Pelaku Emosional Blackmail

Pertama, pelajari profil orang orang yang sering melakukan emosional blackmail terhadap anda. Orang orang toxic biasanya memiliki kesamaan, yakni mereka ini sangat dimungkinkan adalah orang yang tidak memiliki kepercayaan diri sehingga untuk kelihatan hebat dan menonjol di hadapan orang lain, mereka menghancurkan anda.

Ibaratnya, ada dua cara untuk bisa membangun bangunan yang besar, pertama dengan meruntuhkan bangunan tetangga sehingga bangunan anda paling tinggi, kedua dengan cara membangun fondasi yang kuat lalu membuat bangunan anda menjadi bertingkat dan bertambah besar secara terus menerus, sehingga bangunan anda lebih tinggi.

Nah, pelaku emosional blackmail rata rata tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga mereka merasa harus mencari korban untuk dijatuhkan, agar dirinya unggul. Jadi, anda harus sadari profil mereka terlebih dahulu supaya self esteem anda tidak tergerus.

2. Pelajari Kapan Mereka Melakukan Pola-Pola Destruktif

Selanjutnya, pelajari kapan Toxic people sekitar anda melakukan pola pola destruktifnya. Apakah mereka melakukannya saat merasa terancam? Saat ingin kelihatan menonjol? Atau ketika ada orang tertentu?

Misalnya, ada orang yang melakukan perilaku manipulatif saat atasan hadir di tempat kerja. Sifat mereka berubah, berusaha tampil superior dan berupaya membuat anda terlihat kecil dan lemah. Sikapnya mungkin menjadi menyebalkan, dan intimidatif.

Namun, ketika atasan tidak ada mereka menjadi baik dan ramah kepada anda. Nah, pola semacam ini berarti menandakan bahwa teman kerja anda itu sedang mencari muka kepada atasannya, berupaya tampil dominan dengan mengecilkan diri anda.

3. Tentukan Tingkat Keseriusan Emotional Blackmail

Usai mengenal profil dan pola emosional blackmail yang anda terima, maka langkah selanjutnya anda harus menentukan tingkat keseriusan perilaku toxic ini. Bila perilaku emosional blackmail sudah merusak emosi, anda dibuat merasa depresi gara-gara orang tersebut maka sudah saatnya anda meminta bantuan.

Namun, bila misalnya anda tahu bahwa anda kuat, melihat gangguan para Toxic people itu sebagai suatu tantangan yang ingin anda hadapi, maka jalani saja. Hadapi dan ladeni mereka bila anda yakin anda bisa mengatasi mereka. Jika anda tetap kuat, terlihat santai, tak pernah menunjukkan bahwa anda sedang terancam, niscaya mereka akan bingung sendiri karena usahanya gagal. Lama-lama, mereka akan merasa stress sendiri dan tidak kuat. Akhirnya, mereka resign, sedangkan anda masih bertahan menjadi pemenang

Jadi tentukanlah, apakah anda sanggup mengatasi perilaku mereka atau tidak. Jika tidak maka lakukan poin berikutnya (nomor 4 dan 5).

4. Minta Bantuan kepada Pihak yang Benar-Benar Netral

Bila tindakan orang Toxic di tempat kerja anda sudah sangat destruktif dan mengganggu, maka sudah saatnya anda meminta bantuan dan pertolongan kepada pihak yang benar-benar netral. Anda bisa berbicara dengan atasan anda maupun HRD anda. Jangan bicara kepada orang yang mungkin bersekongkol dengan pelaku emosional blackmail, supaya keadaan anda tidak semakin parah.

5. Resign

Jika tindakan emosional blackmail tak dapat berhenti, meski anda sudah meminta bantuan, maka opsi mengundurkan diri dari tempat kerja adalah saran yang lebih baik. Anda lebih bak mengakhiri hubungan anda dengan teman atau rekan kerja yang melakukan emosional blackmail. Menutup pintu agar tidak berurusan dengan orang tersebut adalah kunci kesejahteraan mental dan kualitas hidup anda.

Pulang Rumah
Pulang Rumah Blog ini dikelola oleh Alif Syuhada

Posting Komentar untuk "Cara Menghadapi "Emosional Blackmail" di Tempat Kerja"