![]() |
sumber gambar: pexels.com |
Gagal berbisnis adalah pengalaman yang tidak mengenakkan. Semua orang pasti tidak mau mengalaminya. Gagal bisnis bisa membuat hidup anda berantakan, sulit merancang masa depan. Kita menggantungkan banyak harapan dan masa depan pada keberhasilan bisnis yang kita geluti.
Ada 5 hal yang perlu anda hindari agar bisnis anda berhasil. 5 hal ini perlu anda perhatikan, terlebih bila anda adalah seorang pemula atau generasi milenial dan Gen Z yang dikenal punya minat tinggi untuk menjadi seorang wirausahawan. Apa saja lima hal itu? Simak berikut ini:
1. Berbisnis Karena Ikut Ikutan
Tak jarang ada orang berbisnis karena ikut-ikutan. Asal ngikut trend saja. Ada trend bisnis kafe lagi ramai, maka ikutan mendirikan bisnis coffe shop. Ada yang berjualan Es Kepal Milo, anda ikut-ikutan buka. Makanan tahu bulat digoreng dadakan sedang rame, anda ikutan buka dengan harapan anda akan ketiban Cuan yang melimpah. Tanpa disadari, asal mengikuti trend hanya akan menyebabkan bisnis anda gagal. Mengapa? Sebab ikut-ikutan trend itu sebetulnya ada ilmunya.
Ketika anda menjadi follower dari sebuah trend, anda jangan semerta-merta menjadi follower saja. Seorang peniru trend itu harus mampu menciptakan nilai tambah dan bisa memainkan market yang berbeda dari trend atau orang yang sedang kita tiru atau bisnis yang sedang dikopi. Tidak bisa anda semerta-merta jadi sesukses Coffe Shop yang laris manis tanpa anda menciptakan nilai tambah dala Coffe Shop anda sendiri.
Kita bisa mencontoh dari negara China dalam urusan keberhasilan sebagai pengkopi bisnis dan inovasi. Kita tahu bahwa China jarang sekali menjadi trend setter. Mereka seringkali menjadi follower dalam bisnis. Mereka mencari produk atau bidang bisnis yang sedang ngetrend, lalu mereka bikin mass productionnya dengan kuaitas yang lebih rendah, namun harganya lebih murah sehingga lebihd bersaing dan mampu mendunia.
Jika anda ingin menjadi seorang pengekor, maka bisa memakai pola kerja dan mindset negara China. Mereka melihat, bila negara lain menjual inovasi, maka dia menjual grosiran serta lebih efektif dan efisien. Jangan terlalu buang-buang waktu untuk meriset dan mengamati usaha orang lain. Ciptakan usaha serupa yang lebih efektif dan efisien, jika tidak anda akan kalah.
Kunci sebuah bisnis sebetulnya adalah mempertemukan antara produk dengan costumer. Jarak di antara keduanya ada transaksi. Bila kita telah berhasil mempertemukan produk dengan costumer, maka kita akan mendapatkan uang.
Alih-alih anda hanya ikut-ikutan tren, anda sebaiknya memulai bisnis dengan meriset konsumennya dulu, apa kebutuhan mereka? Siapa itu konsumen anda? Ada dimana mereka? Bagaimana cara untuk menghubungi mereka, lewat social media atau marketplace?
Bila anda telah mempelajari dengan baik konsumen anda, maka anda bisa menciptakan bisnis apa yang tepat dan barang apa yang mereka butuhkan, baru kemudian sediakan produknya. Dengan mengenal target “mangsa” anda secara tepat, maka anda kemungkinan besar akan sukses. Jangan dibalik, nanti besar kemungkinan anda akan gagal.
Bila pun anda hendak membuka bisnis yang sama, maka anda harus mencari ceruk pasar atau target konsumen yang baru dan berbeda. Misalnya, anda hendak jualan baju dan anda mendapati banyak bisnis serupa yang bermain di pasar menengah bawah. Maka, anda harus mencari pasar sendiri di kalangan atas dan elit dengan cara menaikkan harga. Sekalian jual produk yang premium, dibuat seistimewa mungkin.
Sekali lagi, jangan buang waktu anda dengan membuat bisnis yang serupa, asal ngikut trend, karena anda akan sulit menang sebab berperang dengan bisnis-bisnis yang sudah besar. Jadi, jangan ikut-ikutan.
2. Berspekulasi
Bukankah bisnis itu adalah spekulasi? Begitu kata kebanyakan orang. Padahal tidak. Spekulasi itu lebih mirip berjudi, sedangkan berbisnis itu membutuhkan analisa, riset yang matang. Bukan spekulasi.
Para pengusaha itu berhitung, menganalisa, meriset market, produk dan manajemen. Semua keputusan bisnis didasarkan pada riset. Jadi, pengusaha yang murni itu tidak berspekulasi. Hal yang membedakan spekulasi dengan yang bukan adalah dasar pengambilan keputusannya.
Orang berspekulasi itu mengambil keputusan berdasarkan feeling saja. “Ah, kelihatannya bisnis ini menguntungkan”. Asal nekat saja. Sedangkan orang yang tidak berspekulasi mengambil keputusan bisnis berdasarkan riset dan data.
Riset yang dimaksud disini bukanlah riset akademis yang rumit, melainkan riset sederhana. Anda bisa memanfaatkan tools perangkat riset gratis yang tersedia, seperti google trends, google keyword, dan google tool.
Saat meriset produk, anda harus mencari tahu siapa pesaing produk anda, berapa harga produk mereka, lalu kita bermain di harga berapa, kita bermain di market yang seperti apa, menengah, bawah, atau kelas atas? Dsb. Anda harus melakukan riset kompetitor, market, riset produk, dan lainnya. Sebab itu, jangan berbisnis berdasarkan spekulasi, ngasal beli produk kemudian langsung dijual. Atau mungkin anda langsung sewa tempat strategis dulu tapi malah tidak tahu mau jualan apa? Jadi jangan ikut-ikutan dalam bisnis atau hanya sekadar dari omongan orang. Spekulasi menjadi penyebab kegagalan bisnis yang cukup besar.
3. Terlalu Cepat Menyerah
Menyerah sebelum waktunya adalah penyebab kegagalan bisnis berikutnya. Apa penyebabnya?
Seringkali kita terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak perlu dipikirkan. Kadang kala, anda juga sudah tergiur dengan peluang-peluang bisnis yang lain sehingga anda tidak fokus pada bisnis pertama yang sedang kita jalankan. Akhirnya, anda gak bisa menganalisa problem dan solusi bisnis yang sedang dijalankan.
Bisnis selalu menghadapi kendala. Baru membuka saja pasti sudah menemui masalah. Apalagi ditengah jalan, pasti menemukan kendala. Bahkan ketika bisnis anda sudah besar kendalanya akan semakin banyak.
Pengusaha yang mahir dan sukses adalah pengusaha yang bisa mengelola kendala dan menyelesaikannya dengan solusi yang dia ciptakan. Jadi, pengusaha itu bukan menghindari kendala, tapi bisa mengelola kendala tersebut dengan baik, entah itu kendala yang dia alami atau karyawannya. Jika kendala dapat dapat dikelola dengan baik maka anda akan menemukan solusi dari perjalanan bisnis anda.
Ketika anda berbisnis lalu menemukan kendala dan menyerah, maka sudah habislah anda. Jadi, jangan terlalu cepat menyerah sebab itu merupakan penyebab kegagalan berbisnis.
4. Bertahan Terlalu Lama dalam Satu Bisnis
Sebaliknya, bertahan terlalu lama dalam sebuah bisnis juga menyebabkan kegagalan. Anda harus memberi batas waktu tertentu, misalnya enam bulan atau satu tahun, untuk menilai apakah bisnis anda itu layak dilanjutkan atau tidak.
Apabila lini bisnis anda adalah UMK, maka sebaiknya jangan meniru pola perusahaan besar yang sudah IPO, dimana mereka akan terus mendapat suntikan modal besar dan mampu bertahan lama, bertahun tahun untuk menuai hasilnya. Perusahaan besar itu punya proteksi keuangan yang kuat. Jika anda meniru pola perusahaan besar, maka jatuhnya kita akan gali lubang dan tutup lubang untuk berhutang. Modal habis, anda hutang lagi, suntik modal lagi, habis lagi, hutang lagi, suntik modal lagi hingga akhirnya hutang anda sangat membengkak. Anda terlalu banyak mengeluarkan biaya operasional dan tidak pernah mendapatkan keuntungan sebab bertahan terlalu lama dalam bisnis anda tersebut.
Bagamana cara agar tidak terlalu cepat maupun tidak terlalu lama menyerah? Bisa diukur dengan kekuatan finansial masing-masing. Misalnya, bila kekuatan finansial anda hanya mampu bertahan untuk jangka waktu satu tahun saja, maka jadikan itu batasannya. Ketika selama satu tahun anda tidak kunjung profit, terus menomboki operasional bisnis anda minus, tak kunjung dapat untung sesuai yang diharapkan, maka tutup saja bisnis tersebut. Coba cari bisnis yang lain.
Kalo bisa, dalam satu bulan anda harus segera mendapatkan profit.
5. Tidak Bisa Menjual dan Berhutang
Seringkali ketika orang memulai bisnisnya, mereka banyak fokus pada sewa ruko dulu, menyediakan peralatan, menyediakan produk, mempercantik toko dan iklan, sehingga terlalu menghabiskan modal di awal bisnis. Tapi, mereka justru tidak mampu menjual produknya. Inilah yang menyebabkan bisnisnya gagal.
Penjualan produk itu harus ditempatkan pada nomor pertama sebagai hal yang harus anda pikirkan. Sebelum anda mengeluarkan uang untuk bisnis, anda harus mematangkan rencana penjualannya dulu. Anda harus sudah jelas, menjual produk ke siapa, menjualnya dimana, bagaimana caranya, seperti apa caranya dan bagaimana itu harus dibicarakan di awal.
Jadi, ketika anda mendapatkan modal, jangan langsung buka toko dulu, menyediakan ini dan itu dulu, semua operasional yang belum perlu malah anda pikir, anda belanja peralatan yang tidak penting, mengeluarkan uang semuanya di awal, baru kemudian anda memikirkan pemasukannya. Ini adalah mindset yang keliru.
Jadi, pikirkan pemasukannya dulu baru keluarkan uang untuk modal.
Hal yang lebih parah lagi bila anda bisnis dengan cara berhutang. Banyak sekali orang yang sudah berhutang dulu saat memulai bisnis. Jadi, dia malah mengalai minus di awal. Akhirnya, target pemasukannya sangat besar. Ketika ini terjadi, maka effort anda untuk bekerja atau berwirausaha itu lebih besar lagi. Hal ini sangat terasa tidak nyaman, sebab pikiran anda selalu mendapatkan tekanan.
Ketika berhutang, anda sudah tidak fleksibel lagi. Ketika menghire karyawan profesional, anda tidak kuat menggaji mereka, mau ngiklan budget anda sudah terlanjur minus. Bisnis anda akan stagnan dan menunggu kegagalan. Jadi, daripada anda berhutang untuk bisnis, maka lebih baik anda memulai berbisnis dari apa yang anda punya dulu.
Posting Komentar untuk "5 Hal yang Membuat Milenial dan Gen Z Gagal Menjalankan Bisnis Pertama Mereka"